Bunyi hukum Hess adalah :
“Jika suatu reaksi berlangsung dalam dua tahap reaksi atau lebih, maka
perubahan entalpi untuk reaksi tersebut sama dengan jumlah perubahan entalpi
dari semua tahap”
Hukum Hess menyatakan jumlah entalpi
berubah selama penyempurnaan reaksi kimia dari hukum kekekalan energi. Entalpi
reaksi tidak tergantung pada proses reaksi, melainkan tergantung pada hasil
akhir reaksi. Berdasarkan hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan,
maka perubahan entalpi dari suatu reaksi kimia adalah sama, meskipun langkah
untuk memperoleh “produk” berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan
keadaan akhir yang mempengaruhi perubahan entalpi, bukan langkah-langkah untuk
mencapai perubahan entalpi itu.
Selanjutnya, hukum Hess diyakini
sebagai perlakuan hukum kekekalan energi
(principle of conservation of energy),
dan perlakuan pada hukum pertama dalam termodinamika. Hukum Hess dapat
digunakan untuk menentukan total energi yang berpengaruh dalam reaksi kimia,
ketika dapat disintesis yang tujuannya agar mudah untuk dikenali.
Selain itu, dengan
menggunakan hukum Hess, nilai perubahan entalpi (delta H) dapat diketahui dengan cara mengurangi entalpi
pembentukan produk dan entalpi pembentukan reaktan. Secara matematis,
dirumuskan sebagai :
INFO KARAKTER :

Tahun 1830, Hess belajar penuh
terhadap bidang kimia, meneliti dan mengajar, dan kemudian menjadi seorang
professor di Institusi Teknologi Santo Petersburg. Hukum mengenai termokimia
dipublikasikannya disana pada tahun 1840. Hukum pertama dalam termokimia
tersebut dinamai Hukum Hess (Hess’s Law).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar